Surat Ali Imran ayat 159 menjelaskan tentang perintah untuk berlaku lemah lembut dan sabar sebagaimana yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.
Berikut bunyi Surat Ali Imran Ayat 159 beserta terjemahan dan tafsir.
Surat Ali Imran merupakan surat ketiga dalam Al Quran. Surat yang terdiri atas 200 ayat ini tergolong sebagai surat madaniyyah karena diturunkan di Kota Madinah.
Salah satu ayat Ali Imran, yakni ke-159 menjelaskan akhlak mulia Rasulullah yang lemah lembut, tabah, dan sabar.
Turunnya Surat Ali Imran ayat 159 dilatarbelakangi oleh peristiwa Perang Uhud. Dikutip dari buku Bunga Rampai: Etika Pendidikan Islam Perspektif Tafsir Manajemen Pendidikan (2021), kala itu Nabi mengalami kekalahan usai menghadapi pasukan Quraisy pada tahun ketiga Hijriah di Bukit Uhud.
Kekalahan tersebut disebabkan oleh ketidakpatuhan pasukan pemanah yang ditempatkan Nabi untuk menjaga bukit. Di tengah peperangan, mereka justru turun dan berebut harta rampasan perang.
Akibatnya, pasukan musuh berhasil menguasai pos-pos yang ditinggalkan dan melakukan serangan balik ke pasukan Islam.
Meski demikian, Nabi Muhammad SAW tetap bersikap lemah lembut dan tidak bersikap kasar kepada mereka yang tidak patuh dan melakukan pelanggaran.
Bacaan Surat Ali Imran Ayat 159
Berikut bunyi Surat Ali Imran ayat 159 dalam Arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesia.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Arab latin: Fabimaa rahmatim minallaahi linta lahum, wa lau kunta fazzan galiizal-qalbi lanfadduu min ḥaulik(a), fa’fu ‘anhum wastagfir lahum wa syaawirhum fil-amr(i), fa izaa ‘azamta fa tawakkal ‘alallaah(i), innallaaha yuhibbul-mutawakkiliin(a).
Artinya: “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
Surat Ali Imran ayat 159 ini menekankan pentingnya sikap lemah lembut dan keikhlasan untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Lewat ayat ini pula, Allah mendorong umat-Nya untuk rendah hati, tidak kasar, dan tidak keras hati terhadap orang lain. Sebab, sifat-sifat tersebut adalah sifat yang dicintai Allah SWT dari hamba-Nya.
Selain itu, firman ini juga menjelaskan pentingnya musyawarah bersama para sahabat dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan umum, sebagaimana yang dilakukan Nabi saat menyusun strategi untuk menghadapi pasukan musuh.
Pesan yang dikandung dalam ayat ini mengajarkan tentang nilai kelembutan dan kesabaran terhadap sesama manusia, serta kepemimpinan yang bijaksana.
Itulah sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Melalui sikap-sikap tersebut, pemimpin akan memperlakukan rakyatnya dengan baik dan melindunginya.
Tafsir Surat Ali Imran Ayat 159
Berikut tafsir Surat Ali Imran Ayat 159 versi Kemenag dan Tahili, dikutip dari situs Quran Kemenag.
Tafsir Kemenag
Setelah memberi kaum mukmin tuntunan secara umum, Allah lalu memberi tuntunan secara khusus dengan menyebutkan karunia-Nya kepada Nabi Muhammad. Maka berkat rahmat yang besar dari Allah, engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka yang melakukan pelanggaran dalam Perang Uhud.
Sekiranya engkau bersikap keras, buruk perangai, dan berhati kasar, tidak toleran dan tidak peka terhadap kondisi dan situasi orang lain, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.
Karena itu maafkanlah, hapuslah kesalahan-kesalahan mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, yakni urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, dan kemasyarakatan.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad untuk melaksanakan hasil musyawarah, maka bertawakallah kepada Allah, dan akuilah kelemahan dirimu di hadapan Allah setelah melakukan usaha secara maksimal. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.
Tafsir Tahlili
Meskipun dalam keadaan genting, seperti terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin dalam Perang Uhud sehingga menyebabkan kaum Muslimin menderita.
Akan tetapi Rasulullah tetap bersikap lemah lembut dan tidak marah terhadap para pelanggar itu, bahkan memaafkannya, dan memohonkan ampunan dari Allah untuk mereka. Andai Nabi Muhammad saw bersikap keras, berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari beliau.
Di samping itu Nabi Muhammad saw selalu bermusyawarah dengan mereka dalam segala hal, apalagi dalam urusan peperangan. Oleh karena itu kaum Muslimin patuh melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah itu karena keputusan itu merupakan keputusan mereka sendiri bersama Nabi.
Mereka tetap berjuang dan berjihad di jalan Allah dengan tekad yang bulat tanpa menghiraukan bahaya dan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka bertawakal sepenuhnya kepada Allah, karena tidak ada yang dapat membela kaum Muslimin selain Allah.
Demikian bunyi Surat Ali Imran ayat 159, terjemahan, dan tafsirnya. Melalui ayat ini, Islam mengajarkan setiap muslim untuk memiliki sifat pemaaf, lemah lembut, dan penuh toleransi.
(fef)