Tag: BMKG

Kanal Banjir Timur Surut Akibat Perubahan Iklim, Ini Penjelasan BMKG

Sementara itu, Supari juga menjelaskan bahwa musim kemarau diperkirakan akan berlangsung lebih panjang dari biasanya. Hal ini dikarenakan fenomena El Nino menyebabkan banyak wilayah yang mengalami musim kemarau berkepanjangan. 

“Hal ini tentu saja akan berdampak pada tersedianya air untuk aliran sungai. Bukan hanya itu, kebutuhan air masyarakat mengalami kekurangan bahkan kekeringan tergantung daerah masing-masing,” jelas Supari.

Namun, ia menilai saat ini masyarakat mengalami kekeringan dengan ditandai banyaknya pemberitaan di media mengenai bantuan air oleh pemerintah daerah. 

BMKG Minta Masyarakat Hemat Air

BMKG meminta masyarakat untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi iklim. Hal ini diungkap Supari kepada wartawan Liputan6.com. Dia mengatakan kekeringan ini tidak akan bisa dicegah. Apalagi daerah-daerah yang supply airnya mengandalkan sumur-sumur buatan, maka yang bisa dilakukan adalah gerakan menghemat air.

“Wilayah Jabotabek ini diperkirakan South September-Oktober itu kondisi-kondisi masih kering. Jadi November itu baru masuk musim hujan sehingga kita masih akan mengalami kondisi seperti ini setidak-tidaknya September-Oktober,” katanya.

Untuk menjaga supaya kebutuhan air itu tetap terpenuhi Supari meminta masyarakat untuk hemat air. Kemudian, daerah-daerah yang masih menggunakan fasilitas seperti PDAM, perlu melakukan penyesuaian karena sangat mungkin sumber air yang digunakan pemerintah dalam memproduksi air PDAM itu juga mengalami defisit.

“Mungkin saja akan mengalami pengurangan aliran air ke pelanggan, sangat tergantung kepada kondisinya. Atau pada kondisi sumber air yang tidak cukup mungkin akan terjadi pengaturan ulang di mana air tidak mengalir sepanjang waktu, sehingga ini perlu diantisipasi oleh masyarakat,” tuturnya. 

“Kalau sekarang belum terjadi, ya berarti sekarang harus bersiap untuk kemungkinan kondisi itu dengan cara mengatur pola penggunaan air di level masyarakat,” tambahnya. 

 

BMKG Catat 2 Kali Gempa Guncang Cianjur dalam Sehari

Jakarta, CNN Indonesia

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mencatat dua kali gempa terjadi di Cianjur, Jawa Barat, pada Minggu (11/6) ini. Gempa berpusat di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang.

Gempa pertama tercatat dengan kekuatan 1,7 magnitudo pada pukul 9.00 WIB, kemudian gempa kedua 3,5 magnitudo pada pukul 11.15 WIB. Dikutip dari Antara, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan gempa yang terjadi dipicu aktivitas Sesar Cugenang.

“Gempa 3,5 magnitudo berpusat di 6.86 LS-107.06 BT atau sembilan kilometer arah Barat Daya Cianjur dengan kedalaman 10 kilometer. Lokasi tersebut berdekatan dengan pusat gempa berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Cianjur, Senin 21 November 2022,” kata Teguh.

Menurutnya, getaran gempa dirasakan cukup kencang warga di wilayah utara, kota, dan timur Cianjur. Namun, gempa tersebut tidak merusak karena terjadi hanya beberapa detik, meski warga di sejumlah wilayah sempat panik dan berhamburan ke luar rumah.

“Kami meminta warga untuk tetap waspada dan segera ke luar rumah ketika terjadi gempa guna menghindari hal yang tidak diinginkan termasuk ambruknya bangunan rumah,” katanya.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan sudah meminta dinas terkait dan BPBD Cianjur untuk mendata kerusakan akibat gempa yang terjadi. Berdasarkan laporan sementara, sejumlah rumah yang baru dibangun di Kecamatan Cugenang dan Cianjur, mengalami rusak ringan.

“Kami masih menunggu laporan pasti dari petugas gabungan yang sudah disebar ke sejumlah wilayah untuk melakukan pendataan. Laporan sementara tidak ada korban jiwa atau luka-luka akibat gempa 3,5 magnitudo,” ujar Herman.

Herman meminta warga tidak panik, tetapi tetap waspada dan segera keluar rumah ketika terjadi gempa untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

(Antara/tsa)


[Gambas:Video CNN]