Jakarta, CNN Indonesia

CEO The Walt Disney Company, Bob Iger, menilai rencana para penulis dan aktor Hollywood untuk menggelar mogok setelah serikat pekerja mereka gagal menemui kesepakatan dengan asosiasi studio sebagai hal tidak realistis dan mengganggu.

Menurut Iger saat berbicara dalam acara Squawk Box di CNBC pada Kamis (13/7) pagi waktu AS, rencana tersebut bisa menambah hambatan dan tantangan industri setelah pandemi Covid-19.

“Ini sangat mengganggu bagi saya. Kita sudah membahas soal hal yang mengganggu dalam bisnis ini dan seluruh tantangan yang kita hadapi, pemulihan dari Covid masih berjalan, dan belum sepenuhnya kembali,” kata Iger.

“Ini waktu terburuk untuk menambah gangguan tersebut,” lanjutnya, seperti diberitakan Variety pada Kamis (13/7).

Iger mengaku memahami bahwa keinginan serikat pekerja untuk membela hak para anggotanya dengan negosiasi terhadap asosiasi studio atas kompensasi yang paling banyak dan adil.

Iger pun menilai kesepakatan itu tercapai antara mereka dengan para sutradara yang terjadi beberapa waktu lalu. Ia menyebut menginginkan hal yang sama terjadi dengan para penulis serta aktor.

[Gambas:Video CNN]

“Kami ingin melakukan hal yang sama dengan para penulis, dan kami ingin melakukan hal yang sama dengan para aktor. Ada tingkat harapan yang mereka miliki, itu tidak realistis,” kata Iger.

“Mereka menambah serangkaian tantangan yang sudah dihadapi bisnis ini, sejujurnya, sangat mengganggu.”

Iger pun menyebut, terlepas dari tujuan serikat adalah untuk memperjuangkan hak para pekerja, ia meminta serikat juga untuk realistis terhadap kondisi yang dialami industri hiburan saat ini.

Apalagi bila para aktor ikut mogok setelah serikat para aktor atau Screen Actors Guild – American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA) gagal sepakat dengan asosiasi studio atau Alliance of Motion Picture and Television Producers (AMPTP), hal itu akan dianggap Iger semakin membuat kacau situasi industri.

“Itu akan berdampak sangat, sangat merusak pada keseluruhan bisnis. Dan sayangnya ada kerusakan tambahan yang besar ke industri terhadap orang-orang yang mendukung sistem ini,” kata Iger.

“Ini akan mempengaruhi perekonomian berbagai daerah, bahkan karena besarnya bisnis. Sayang sekali, sungguh memalukan.” lanjutnya.

Negosiasi soal kesepakatan aktor dengan studio ini sebenarnya sudah dimulai sejak 7 Juni lalu, seiring dengan ‘standar’ upah studio dengan para pekerja yang berakhir bulan ini. Namun pembaharuan standar tersebut pun berbalut sejumlah isu yang beredar di industri film.

Beberapa isu yang beredar seperti penggunaan kecerdasan buatan atau AI pada tenaga kreatif, hingga bayaran yang dianggap belum menyesuaikan dengan tren penayangan yang kini lebih ramai di layanan streaming.

Meski begitu, pihak studio enggan membuka data jumlah penonton mereka dari streaming. Hal ini yang dianggap berpengaruh pada pendapatan royalti yang tidak jelas seperti pada penayangan konvensional di layar lebar.

Sejauh ini, baru serikat penulis yang melakukan mogok kerja karena tidak menemui kesepakatan dengan AMPTP. Mogok sudah dimulai sejak awal Mei lalu dan belum berhenti hingga saat ini.

Sementara itu, para sutradara film dan televisi memilih untuk meratifikasi kontrak baru tiga tahunan dengan studio besar Hollywood.

(end)