Tag: Obesitas

Kenapa Orang Obesitas Sering Gatal di Area Selangkangan?

Jakarta, CNN Indonesia

Sebagian orang yang memiliki bobot tubuh berlebih atau obesitas kerap mengalami gatal di area selangkangan. Selain gatal, beberapa bagian tubuh terutama di bagian lipatan juga menghitam, misalnya di leher atau tengkuk.

Kenapa hal ini terjadi, apakah berbahaya?

Pengurus Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) yang juga berprofesi sebagai Dokter spesialis penyakit dalam sub endokrin, EM Yunir mengatakan orang yang memiliki berat badan berlebih atau sudah masuk tahap obesitas memang kerap mengalami gatal di area selangkangan.

“Meskipun tidak semua (orang gemuk) selangkangannya gatal, tapi kondisi ini memang banyak terjadi. Penyebabnya jelas karena jamur,” kata Yunir dalam konferensi pers daring, Senin (10/7).

Jamur tersebut kata dia bisa terperangkap dan berkembang biak di daerah yang lembab. Saat mengalami obesitas, lipatan-lipatan di tubuh lebih besar dan banyak. Hal ini bisa memicu kelembaban karena air atau keringat yang terjebak.

Bukan hanya itu, saat Anda tidak menjaga tubuh atau kurang higienis, jamur akan makin betah berkembang biak di area selangkangan. Akibatnya rasa gatal hingga lecet pun terjadi.

“Sudah obesitas, area selangkangan juga kurang higienis. Misal jarang ganti celana dalam dan dibiarkan saja basah, tentu ini bisa memicu gatal hingga luka,” katanya.

Oleh karena itu, sangat penting menjaga kebersihan area selangkangan. Bahkan sebaiknya area tersebut selalu kering agar jamur tidak berkembang biak.

Sementara itu, terkait bagian leher atau area tertentu di tubuh yang menghitam saat mengalami obesitas, hal ini memang bisa terjadi. Kata Yunir penyebab utamanya adalah resistensi insulin karena lemaknya mengeluarkan hormon yang membuat insulin menjadi kurang peka terhadap hal-hal yang masuk ke tubuh.

“Dan resistensi insulin ini bisa menyebabkan hiperpigmentasi. Makanya leher terutama di bagian belakang menghitam. Itu jelas karena resistensi insulin,” katanya.

Selain itu, gesekan antara lipatan kulit juga bisa menyebabkan orang obesitas mengalami kulit hitam di beberapa area.

“Bisa karena gesekan dan penumpukan sel kulit mati yang bercampur dengan keringat. Penyebabnya banyak ya salah satunya hiperpigmentasi itu juga,” katanya.

(tst/chs/bac)


[Gambas:Video CNN]



Kasus Obesitas di Indonesia Melonjak dalam 10 Tahun Terakhir, Termasuk Sebagai Penyakit yang Perlu Diintervensi

Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan kasus obesitas di Indonesia meningkat signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dari 10,5 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018.

“Obesitas saat ini telah digolongkan sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti yang dilansir dari Antara, Minggu (9/7/2023).

Ia mengatakan obesitas merupakan masalah multifaktor yang dipengaruhi peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbanisasi, dan penurunan aktivitas fisik. Faktor tersebut didukung oleh kontribusi faktor lain seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku dan lingkungan.

Selain itu, kata Eva, obesitas juga dipicu oleh kurangnya aktivitas fisik berkaitan dengan fenomena khas daerah urban yaitu berkurangnya ruang publik sebagai arena bermain dan berolahraga.

Kemudahan mengakses sarana modern berteknologi tinggi, menurutnya, juga menjadi faktor penyebab kurangnya aktivitas fisik remaja, terutama di perkotaan.

Kemenkes mengklasifikasikan obesitas sebagai faktor risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, jantung, kanker, hipertensi, dan penyakit metabolik maupun nonmetabolik lainnya.

Eva mengatakan obesitas berkontribusi pada penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 5,87 persen dari total kematian, penyakit diabetes dan ginjal 1,84 persen dari total kematian.

Kemenkes, lanjutnya, berupaya menahan laju prevalensi obesitas di Indonesia tetap sebesar 21,8 persen hingga akhir tahun 2024 sesuai indikator dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.