Tag: Pernah

Menaker Ida: Jangan Pernah Lelah Memberikan Perlindungan kepada PMI

Liputan6.com, Jakarta Pekerja Migran Indonesia (PMI) memiliki kontribusi yang besar kepada negara melalui devisa. Akan tetapi, PMI kerap tidak mendapatkan perlindungan yang terbaik ketika mereka sedang bekerja.

Untuk itu, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah meminta kepada atase, staf teknis, dan kepala bidang ketenagakerjaan untuk terus meningkatkan perlindungan untuk PMI.

“Saya ingin mengajak para atase, staf, dan Kabid agar jangan pernah lelah memberikan pelindungan kepada PMI. Kita akan terus melakukan perbaikan-perbaikan yang terbaik untuk PMI,” ujarnya saat membuka Rakor Atase, Staf Teknis, dan Kepala Bidang Ketenagakerjaan di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (24/8/2023).

Menaker Ida mengungkapkan bahwa dengan setiap tahunnya melakukan penempatan PMI, berarti telah membantu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Dirinya menyebut, pemerintah terus berupaya menekan angka pengangguran karena Indonesia mendapat limpahan bonus demografi di mana penduduknya didominasi oleh usia produktif.

“Penduduk usia produktif ini akan produktif kalau kita menyiapkan lapangan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar ngeri. Jangan lupa untuk menyerap tenaga kerja ini tidak hanya di dalam negeri, tapi juga tersedia kesempatan kerja di luar karena pada saat bersamaan negara luar banyak yang mengalami aging population,” ungkapnya.

“Ini kesempatan emas, kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan tidak hanya kita dorong dari dalam negeri, tapi juga dari negara lain,” imbuh Menaker Ida.

4 Tersangka Jaringan Narkoba Kampus Pernah Kuliah di UNM

Makassar, CNN Indonesia

Sebanyak enam orang anggota jaringan narkoba yang menyimpan brankas di Sekretariat Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) ditangkap. Empat di antaranya pernah kuliah di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM.

“Jadi S, MA, AB dan RR ditemukan di UNM. Kemudian dari keseluruhan tersangka bukan alumni UNM namun mereka pernah kuliah di UNM di FBS tapi tidak selesai,” kata Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso, Minggu (11/6).

Setyo mengatakan enam tersangka ini antara lain SAH (32), S (25), MA (33), AB (34), M (36), RR (37). Mereka ditangkap di empat lokasi berbeda. 

“Ada empat TKP yang terjadi pertama Jalan Sultan Hasanuddin, Gowa, kedua di kampus UNM, Kelurahan Parangtambung, Kecamatan Tamalate, TKP ketiga terminal kargo Bandara Hasanuddin, TKP empat Jalan Muh Tahir,” ujarnya.

Menurutnya, para tersangka ini memiliki peran masing-masing. Mulai dari pengedar narkoba, kurir, hingga pemakai.

“SAH penyimpan dan kurir narkoba yang berada di TKP kedua, S sebagai pembantu SAH dalam mengedarkan narkoba di TKP 1, MA membantu SAH dalam mengemas narkotika, AB dan M mengkonsumsi ganja, RR menerima Narkotika jenis sabu dan ekstasi dari MR X,” katanya.

Lebih lanjut, Setyo menyebut pengungkapan jaringan peredaran narkoba di dalam kampus UNM ini bermula dari pengungkapan di TKP Jalan Sultan Hasanuddin, Kabupaten Gowa, pada 3 Juni lalu.

“Penangkapan dilakukan di Jalan Sultan Hasanuddin, Gowa, tersangka S. Dari keterangannya bahwa dia sering mengkonsumsi sabu di kampus UNM dengan barang bukti sebuah handphone,” ujarnya.

Dari penangkapan itu, kata Setyo, pihaknya kemudian melakukan pengembangan. Menurutnya, penyidik bergerak ke kampus UNM dan menangkap empat orang saat pesta narkoba di dalam kampus.

“S merupakan kurir sabu dalam jaringan kampus. Dari pengembangan itu di kampus UNM ditemukan empat orang sedang pesta narkoba jenis sabu dan ganja,” ujarnya.

Setyo menyebut pihaknya berhasil menemukan brankas yang digunakan untuk menyimpan narkoba yang tersimpan dibawa lantai dalam Sekretariat Mahasiswa FBS UNM.

“Ditemukan barang bukti di lantai dalam ruangan berupa tujuh saset sabu seberat 4,7 gram, 6 butir ekstasi dengan berat 2,4 gram, dan 4 linting ganja 3,1 gram dan satu brangkas dan buku penjualan narkoba,” katanya.

(mir/fra)


[Gambas:Video CNN]



PDIP Tidak Pernah Hambat Anies

Jakarta, CNN Indonesia

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku pihaknya tak akan ikut campur terkait pencalonan presiden Anies Baswedan lewat Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) di Pilpres 2024.

Pernyataan itu disampaikan Hasto merespons anggota Tim Delapan KPP, Sudirman Said yang mengaku bakal capres dari partainya kini tengah dijegal. Dia menyebut ada pejabat pemerintah yang ingin menarik dukungan PKS di KPP.

“PDIP tidak pernah menghambat karena kami belajar dari sejarah,” kata Hasto di sela-sela Rakernas III PDIP, Kamis (8/6).

Hasto justru curiga narasi penjegalan terhadap Anies hanya dibuat-buat. Upaya itu menurut dia dilakukan untuk menutupi rekam jejak Anies yang dianggap tak memiliki prestasi.

“Pemimpin yang berprestasi selalu dihadapkan pada ujian, tetapi pemimpin yang tidak berprestasi menciptakan ganjalan seolah-olah seperti ujian,” kata dia.

Menurut Hasto, dibanding Anies, partainya justru kerap mengalami berbagai upaya penjegalan. Mulai dari pencalonan Presiden Joko Widodo di Pilpres 2014, hingga pencalonan Ganjar Pranowo.

“Pengalaman dari Bapak Presiden Jokowi ketika dari gubernur melangkah menjadi calon presiden dan kemudian terpilih sebagai presiden, begitu banyak penjegalan,” kata dia.

Dia lebih lanjut mengkritik Anies karena tak bisa melanjutkan kerja-kerja Jokowi sejak di Jakarta. Menurut dia, Anies tak punya prestasi sehingga hanya bisa menyalahkan pihak lain.

“Apa yang dilakukan Presiden Jokowi begitu baik di Jakarta tidak dilanjutkan,” ucap Hasto.

(thr/ain)


[Gambas:Video CNN]