Tag: STIKES

Kemenag RI Benchmarking Sistem Digitalisasi di Stikes Banyuwangi – STIKES BANYUWANGI

Dalam waktu yang bersamaan, Senin (13/2/2023) Stikes Banyuwangi kehadiran tamu dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Rombongan sejumlah seratusan orang tersebut disambut oleh Ketua Stikes dan para pejabat struktural di Auditorium GBK Stikes Banyuwangi. Kemenag RI melakukan kunjungan kerja guna ingin melakukan benchmarking atau berdiskusi tentang fasilitas berbasis digital yang ada di Stikes Banyuwangi.

            Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia dalam program Peningkatan Kapasitas Kinerja Tenaga Pelatihan di Kabupaten Banyuwangi.

Selama di Stikes Banyuwangi, mereka dipaparkan materi tentang profil singkat Stikes Banyuwangi serta sistem informasi berbasis digitalisasi yang ada di Stikes Banyuwangi. Materi dipaparkan langsung oleh kepala humas Dian Roshanti, M.Sos dan wakil ketua dua bidang sarana prasarana Erik Toga, M.Kes.

Baca Juga: Stikes Banyuwangi Laksanakan Study Excursion ke Malaysia

            Muhtadin, S.Ag., M.Pd selaku Kabag TU Pusdiklat Kemenag RI mengaku senang diberi kesempatan untuk berkunjung dan belajar di Stikes Banyuwangi tentang pengembangan SDM. Menurutnya, penghargaan yang baru didapatkan oleh Stikes Banyuwangi tentang Perguruan Tinggi Kesehatan Terbaik Se Banyuwangi memang cocok diberikan.

“Tidak salah jika Stikes Banyuwnagi meraih penghargaan itu, karena memang saya terkesan waktu awal masuk kesini. Terimakasih telah menerima kami dengan jamuan yang baik dan kami berkesempatan melakukan brenchmarking. Semoga Stikes Banyuwangi semakin berkembang kedepannya,” tuturnya

FOTO: Ketua Stikes Banyuwangi (depan podium) memberikan penyambutan pada rombongan Pusdiklat Kemenag RI di Auditorium GBK, Senin (13/2).

            Selaku Ketua Stikes Banyuwangi, DR. H. Soekardjo turut mengucapkan terimakasih atas kunjungan dari Pusdiklat Kemenag RI. Semoga tujuan dari pertemuan tersebut dapat memberikan manfaat dan motivasi bagi rombongan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia.

“Tidak hanya berkaitan dengan sistem digitalisasi, semoga pertemuan ini juga bisa menghasilkan kerjasama yang berkelanjutan dengan Kemenag RI khususnya dalam program beasiswa, karena di Stikes Banyuwangi juga memiliki program beasiswa Tahfidz Qur’an,” pungkasnya.

*(Humas)

Stikes Banyuwangi Gelar Workshop Nasional Bimtek Jurnal Ilmiah – STIKES BANYUWANGI

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Stikes Banyuwangi menggelar workshop nasional tentang jurnal ilmiah. Acara yang berlangsung hybrid selama 2 hari (Senin-Selasa, 13-14/2/2023) itu mengusung tema “Bimbingan Teknis Jurnal Ilmiah Menuju Indeks Reputasi SINTA dan DOAJ”.

Dengan mengundang pemateri seorang supervisor RJI Bidang Kepakaran Akreditasi Jurnal Ilmiah dari Politeknik Negeri Jember, Muhammad Yunus, M.Kom kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari 50 perguruan tinggi dan 11 provinsi di Indonesia.

            Ns. Akhmad Yanuar Fahmi Pamungkas, M.Kep selaku ketua panitia menjelaskan, bahwa tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan kontribusi kepada pengelola jurnal seluruh Indonesia agar lebih baik dan bisa terindex serta bereputasi.

“Kami berharapnya, jurnal para peserta kedepannya dapat menjadi media publikasi desiminasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang lebih baik serta berkualitas seperti yang tertuang dalam Permendikbudristek No 12 tahun 2021 tentang PAK BKD,” ucap laki-laki yang juga merupakan sekretaris Pusat Penjamin Mutu di Stikes Banyuwangi.

DOK HYBRID : Pelaksanaan Workshop Nasional Bimtek Jurnal Ilmiah Stikes Banyuwangi, Selasa-Rabu (13-14/2).

Baca Juga: UKM English Club Gelar Workshop Dan Debate Bahasa Inggris

            Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Stikes Banyuwangi, DR. H. Soekardjo, adanya bimtek ini semoga menjadi wadah para pengelola jurnal diberbagai perguruan tinggi untuk mengembangkan jurnal yang dikelola.

“Kegiatan ini semoga memberikan kontribusi yang baik, mengingat PT memang penting untuk bisa mengelola jurnal karena bisa meningkatkan reputasi apabila jurnal tersebut berpetusai baik nasional maupun internasional, sehingga memotivasi para SDM didalamnya untuk melakukan publikasi,” pungkasnya

            Sementara itu, pemateri workshop Muhammad Yunus mengaku senang bisa kembali berbagi ilmu di Stikes Banyuwang. Dirinya menginginkan pertemuan selama dua hari secara hybrid tersebut dapat melahirkan jurnal-jurnal perguruan tinggi yang terindeks bereputasi khususnya SINTA dan DOAJ.

*(Humas)

Universitas Bondowoso Berkunjung dan Memotret Fasilitas Laboratorium Stikes Banyuwangi – STIKES BANYUWANGI

Stikes Banyuwangi menerima kunjungan dari Universitas Bondowoso (21/2/2023). Ini merupakan kali kedua Unibo (Universitas Bondowoso) hadir di kampus yang terletak di Jalan Letkol Istiqlah. Maksut dan tujuannya yakni untuk melakukan Benchmarking sekaligus melihat fasilitas yang ada di Stikes Banyuwangi khususnya Laboratorium Terpadu.

Rombongan yang hadir diantaranya, Dra. Hernanik, M.Si selaku pembina Yayasan Pendidikan Gotong Royong Bondowoso, Agus Edy Setyono, MP yang merupakan ketua Yayasan Gotong Royong, Kholifah, S.Sos selaku sekretaris Yayasan Gotong Royong serta Ketua Program Studi D3 Keperawatan, Yuana Dwi Agustin, S.KM., M.Kes. Keempatnya disambut oleh Ketua Stikes Banyuwangi beserta struktural wakil ketua, ketua program studi dan kepala unit di ruang rapat rektorat.

Agus Edy Setyono, MP selaku ketua yayasan menjelaskan, bahwa pada kunjungan kedua ini mereka ingin berdiskusi tentang pendidikan di prodi D3 Keperawatan serta memotret fasilitas laboratorium keperawatan serta OSCE Center.

Baca Juga: Prodi D3 Keperawatan Stikes Terima Kunjungan Surveilans Akreditasi LAM PT-Kes

“Kami juga sedang berusaha untuk mengembangkan prodi D3 Keperawatan, sehingga banyak hal yang harus kami pelajari minimal bisa seperti prodi D3 Keperawatan Stikes Banyuwangi yang telah meraih akreditasi dengan status Baik Sekali,” ujarnya

Universitas Bondowoso Menilik laboratorium yang ada di Stikes Banyuwangi
FOTO: Rombongan dari Universitas Bondowoso berkeliling di Laboratorium Medis Stikes Banyuwangi

DR. H. Soekardjo selaku ketua Stikes Banyuwangi menyambut dengan hangat kehadiran Universitas Bondowoso. Menurutnya, diera saat ini memang penting melakukan sebuah riset dan studi banding bagi sebuah perguruan tinggi.

“Kita harus bisa berkembang, tidak hanya berfokus pada pendidikan kuliah saja tapi juga meningkatkan kesejahteraan sumber daya yang ada didalamnya dengan membuka wirausahaa institusi. Sehingga ada pemasukan diluar mahasiswa yang bisa membantu biaya operasional,” jelas Soekardjo

Baca Juga: Terima Kunjungan Balik dari MSU Malaysia : Stikes Gelar Kuliah Umum

Usai mengikuti proses ceremonial pembukaan, rombongan diajak berkeliling melihat fasilitas yang ada, mulai dari gedung rektorat, perpustakaan, asrama, CBT Center serta laboratorium terpadu. Selama tour, banyak pembahasan diskusi yang bisa saling bertukar informasi.

Kaprodi D3 Keperawatan Universitas Bondowoso, Yuana Dwi Agustin mengaku kagum dengan banyaknya perubahan yang terjadi di Stikes Banyuwangi jika dibandingkan dengan kunjungan pertamanya. Ia juga berkeinginan kedepan Universitas Bondowoso juga bisa merambah kedunia usaha yang bisa menambah pemasukan diluar mahasiswa, seperti asrama.

“Kalau melihat fasilitasnya, sudah selayaknya Stikes Banyuwangi menjadi kampus dengan status akreditasi unggul tinggal mempersiapkan SDMnya,” pungkasnya.

*(Humas)

Investasi Dalam Mencegah Stunting – STIKES BANYUWANGI

Oleh : Elita Endah M, M.Pd*

Elita Endah M, M.Pd – Dosen S1 Gizi

Indonesia merupakan salah satu negara dengan masalah gizi yang beragam, salah satunya masalah stunting. Berdasarkan data dari  laporan gizi global atau Global Nutrition Report pada 2018, Indonesia termasuk ke dalam 17 negara yang memiliki 3 permasalahan gizi sekaligus, stunting (pendek), wasting (kurus), dan overweight (obesitas).

Prevalensi  balita  dengan  stunting di Indonesia cukup tinggi, yakni 29,6%, hal ini berdasarkan dari hasil pemantauan status gizi pada 2017 serta data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, menunjukkan angka 27,7%. Dapat diartikan bahwa sekitar satu dari empat anak balita di Indonesia mengalami stunting. Jika dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%, maka angka tersebut bisa dibilang masih sangat tinggi.

Stunting  (kerdil)  suatu  kondisi  dimana  balita  memiliki  panjang  atau  tinggi  badan  yang  kurang  jika dibandingkan dengan yang seharusnya pada usia balita tersebut. Kondisi stunting merupakan masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi.

Baca Juga: Optimalisasi Peran Catin dalam Pencegahan Stunting

Stunting memiliki dampak yang kompleks, diantaranya peningkatan risiko terjadinya kesakitan, penurunan perkembangan otak, mental, dan motorik serta kesulitan  dalam  mencapai  perkembangan  fisik dan kognitif yang optimal hingga terjadi kematian pada balita, maka masalah stunting di Indonesia menjadi masalah yang signifikan serta merupakan ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat.

Terkait dengan upaya penanganan stunting di Indonesia, pemerintah sudah menetapkan target Program Penurunan Stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Menjadi sebuah tantangan besar bagi pemerintah dan rakyat Indonesia untuk memenuhi target tersebut, apalagi dalam kondisi pandemi ini. Tantangannya adalah aktivitas di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) berjalan kurang maksimal.

Tantangan kedua adalah kondisi ekonomi di Indonesia selama pandemi sedang mengalami penurunan, sehingga meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran. Padahal faktor ekonomi keluarga berkaitan erat dengan terjadinya stunting pada anak, karena mempengaruhi asupan gizi dan nutrisi yang didapatkannya.

Faktor utama terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dimulai sejak janin hingga anak berumur dua tahun, sementara kondisi di Indonesia terkait akses makanan bergizi seimbang belum merata. Padahal, pemenuhan gizi pada tahap tersebut sangat penting agar tumbuh kembang anak dapat optimal, karena pertumbuhan otak dan tubuh berkembang pesat pada 1000 HPK. Tak dapat dipungkiri peningkatan terhadap prevelensi stunting di Indonesia mungkin saja terjadi.

Menurut  Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moelok,

“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih”.

Salah satu upaya penanggulangan stunting sekaligus investasi dalam mencegah stunting adalah perbaikan pola makan yaitu berupa pemenuhan gizi secara optimal pada masa 1000 HPK.

Baca Juga: Potensi Banyuwangi Dalam Pencegahan Stunting

Atas dasar tersebut, perlu dikenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari kepada masyarakat tentang istilah “Isi Piringku” yang dikombinasikan dengan makanan Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA). Makna “Isi Piringku” yaitu dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dan karbohidrat dengan proporsi protein lebih banyak daripada karbohidrat.

Mengenal Pola makan B2SA

B2SA diartikan tentang implementasi konsumsi pangan dalam keluarga yang bisa dilakukan melalui pemilihan bahan pangan dan penyusunan menu dengan memperhatikan keragaman jenis pangan yang dikonsumsi.

Manfaat dari penerapan pola konsumsi pangan B2SA diantaranya, memenuhi kaidah mutu, keanekaragaman, kandungan gizi, keamanan dan kehalalan. Disamping itu pola B2SA dianggap sebagai cara yang efektif dalam mencegah pemborosan pengeluaran biaya rumah tangga sehari-hari. Pola ini juga mengarahkan agar pemanfaatan pangan dalam tubuh (food utility) dapat lebih optimal.

Pola makan B2SA merupakan pola makan yang menggunakan susunan makanan untuk sekali makan atau untuk sehari menurut waktu makan (pagi, siang dan sore/malam), mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan jumlah yang memenuhi kaidah gizi seimbang sesuai dengan daya terima (selera, budaya) dan kemampuan daya beli masyarakat serta aman untuk dikonsumsi. Pola makan ini diarahkan pada pemanfaatan pangan lokal dan hasil pekarangan. Beberapa  alasan kenapa pangan  B2SA dianjurkan untuk dikonsumsi masyarakat karena:

  • Beragam: pangan yang dikonsumsi terdiri dari berbagai macam, baik kandungan gizinya (sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) maupun asal bahan pangannya, hewani maupun nabati. Tidak ada satu jenis pangan yang mempunyai kandungan zat gizi lengkap, setiap pangan biasanya mempunyai kelebihan atau kekurangan nutrisi/gizi tertentu, sehingga dengan mengkonsumsi pangan beragam maka nutrisi/gizi dari berbagai pangan saling menutupi sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Selain itu juga upaya menerapkan salah satu Rencana Strategis Kementrian Pertanian tentang peningkatan diversifikasi pangan. Diharapkan masyarakat tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan tertentu saja. Misalnya tergantung pada beras atau terigu saja.
  • Bergizi: pangan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung zat gizi. Zat gizi yang dibutuhkan manusia ada 2 macam yaitu zat gizi makro ada pada gologan karbohidrat, lemak, protein. Golongan kedua ialah zat gizi mikro, ada pada vitamin, mineral dan air. Manfaat zat gizi antara lain memelihara tubuh serta mengganti jaringan tubuh yang rusak (protein), memproduksi energi (karbohidrat, dan lemak), mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral serta cairan tubuh lainnya , sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (vitamin, mineral dan air).
  • Seimbang: pangan yang dikonsumsi harus seimbang dari berbagai jenis/kelompok pangan serta sumber zat gizi. Konsumsi pangan dikatakan seimbang tergantung pada umur, jenis kelamin, aktivitas, ukuran tubuh dan keadaan fisiologi. Arti seimbang disini adalah seimbang jumlah antar kelompok pangan (pangan pokok, lauk pauk, sayur dan buah) berdasarkan cita rasa, daya cerna, daya terima anggota keluarga dan kemampuan daya beli keluarga. Juga dapat  diartikan seimbang dalam jumlah antar waktu makan (3 kali makan sehari).
  • Aman: Keamanan pangan yang dimaksut adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan tiga cemaran(cemaran biologis, kimia, dan benda lain) yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung (jangka panjang). Serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.

Secara umum, jika kita konsumsi makanan sehari-hari kurang beraneka ragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif serta akan menimbulkan berbagai penyakit seperti gizi buruk atau obesitas. Lanjutannya adalah orang tersebut akan mudah jatuh sakit, kecerdasan menurun, bahkan kematian. Bagi penderita obesitas, rentan terkena penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung, hipertensi dan lain-lain. Hal inilah yang menjadi dampak apabila tidak menerapkan pola B2SA.

Baca Juga: Strategi Pengendalian Stunting di Era Pandemi

Peran B2SA dalam mencegah stunting

Insiden stunting ini dapat meningkat tajam karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan seorang ibu dalam menyiapkan makanan bergizi bagi anaknya. Praktik pemberian makanan yang tidak tepat dapat mengakibatkan malnutrisi salah satunya adalah stunting. Dampak yang ditimbulkan malnutrisi pada periode ini akan bersifat permanen dan berjangka panjang.

Pemberian makanan pendamping dengan kecukupan gizi pada masa balita dengan menerapkan prinsip  “Isi Piringku “ yang dikombinasikan dengan pola makan “B2SA”sangat menunjang tumbuh kembangnya. Karena dengan melakukan prinsip tersebut, dapat mengurangi rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah, variasi makanan dan kualitas gizi,  yang bisa menjadi bagian dari masalah stunting. Menu B2SA merupakan tindak lanjut dari gerakan percepatan keanekaragaman konsumsi pangan. Dengan peningkatan kesadaran atas pentingnya pola konsumsi beragam dengan gizi seimbang, harapannya dapat mengurangi masalah stunting.

“Mari kita wujudkan masa depan anak yang lebih baik dengan  cegah stunting karena Cegah Stunting itu Penting”


 *Dosen S1 Gizi Stikes Banyuwangi

Puasa Sehat dengan Sinergitas H2O – STIKES BANYUWANGI

Oleh : DR. H. Soekardjo

Bulan Ramadhan menjadi bulan penantian bagi umat islam di dunia untuk mencari keberkahan pahala. Lantaran, bulan ramadhan merupakan bulan yang begitu istimewa. Sejuta umat berlomba-lomba melakukan ibadah, seperti yang tertuang pada sebuah hadist HR Bukhari dan Muslim, “barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

DR. H. Soekardjo, Ketua Stikes Banyuwangi

            Salah satu ibadah yang perlu dilakukan oleh umat islam selama bulan ramadhan yakni berpuasa atau menjaga diri untuk menahan makan dan minum serta melakukan perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya matahari sampai matahari tersebut terbenam.

Tentunya, perlu diawali dengan niat yang sesuai dengan ajaran yang tertera di kitab suci Al-Qur’an. Bagi sebagian orang yang mungkin saja tidak terbiasa melakukan puasa selain dibulan ramadhan, hal ini akan terasa berat dan membutuhkan energi ekstra untuk menjaga puasanya lancar sampai waktu berbuka tiba.

 Baca Juga: Ternyata ini Cara Menghindari Dehidrasi Saat Puasa

           Sebenarnya, selain melatih diri belajar berpuasa sebelum memasuki bulan ramadhan kita juga bisa menjalankan puasa sehat dan lancar dengan menerapkan sinergitas H2O atau HOO (Hati, Otak dan Otot). Kolaborasi yang baik diantara ketiganya, dirasa mampu menjaga kestabilan kesehatan jiwa dan raga termasuk dikala puasa ramadhan. Penerapan H2O sendiri tidak membutuhkan modal besar dan dapat dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat.

            Poin pertama ialah hati, mengarahkan kita pada bab tentang keimanan yakni mendekatkan diri kepada pencipta. Seperti yang pernah disampaikan Rasulullah SAW “Mintalah fatwa pada hatimu, kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu tenang dan keburukan adalah sesuatu yang membuatmu gelisah” (HR Ahmad dan al-Darimi).

            Menyikapi tentang menjalankan puasa dibulan ramadhan, apabila secara hati kita niat untuk mengharapkan sebuah pahala, mencari ampunan maka diri kita sendiri akan menangkap sinyal baik untuk ikhlas menjalani puasa. Difikiran kita akan tertanam hal baik yang menjadikan kita kuat untuk bisa menjalankan puasa, bahkan secara sehat. Kita akan dijauhkan dengan fikiran mudah lapar, lemas dan sebagainya yang dapat membatalkan puasa.

            Selain itu juga, apabila hati kita bersih dengan iman yang kuat, maka kita bisa memilih menu makanan untuk sahur dan berbuka secara sehat yang mengarah pada ajaran Rasulullah. Dampaknya, puasa kita tidak hanya sebatas formalitas menahan makan dan minum, namun juga terselipkan banyak berkah dan pahala.

            Kedua yakni tentang otak, bagian dari tubuh manusia yang memiliki peran penting dan krusial. Tugas kita ialah melatih otak yang didalamnya terdapat banyak neurotransmiter melakukan tugasnya mengendalikan mood. Meskipun secara sadar, hanya 12% otak manusia digunakan untuk berfikir dan 88% lainnya adalah kekuatan bawah sadar, namun hal ini bisa mempengaruhi kendali fikiran didalam tubuh.

            Apabila selama menjalani puasa ini mood kita baik, maka puasa kita juga akan terpengaruhi dengan baik. Kita bisa dengan senang menjalani puasa, tidak merasa terbebani, tetap kuat menjalani aktifitas meskipun tengah berpuasa. Tidak hanya itu, mood yang baik juga bisa menjadikan nafsu makan kita bagus, sehingga saat bersahur ataupun berbuka kita dapat mengkonsumsi makanan dengan cukup, tentunya tetap dengan pemilihan menu gizi seimbang.

Baca Juga: 7 Cara Menurunkan Berat Badan Setelah Lebaran

            Peran otak juga adalah menyelaraskan dengan hati nurani untuk menciptakan kendali fikiran yang baik. Hal ini akan mewujudkan sikap dan fikiran yang positif dalam melakukan sesuatu ataupun mengambil sebuah kebijakan atas masalah yang tengah dihadapi (problem solving).

Tidak menutup kemungkinan, dibulan ramadhan ini diantara kita masih merasakan ujian ataupun cobaan. Dikala telah niat menjalani puasa ramadhan namun masalah datang, kondisinya kita harus bisa menjaga diri kita untuk tidak emosi, sedih berlarut, marah ataupun lainnya yang dapat membatalkan puasa. Ketika kita bisa mengendalikan hati dan otak sejalan, maka kita bisa dengan bijak mengatasi masalah, dan puasa kita tetap lancar.

            Bahkan, ini juga berkaitan dengan menginhindari diri dari stress. Apabila kita stress dan problem solving yang dipilih adalah perilaku tercelah maka kita akan semakin merasa jauh dari Allah, sehingga kita akan sulit melakukan ibadah termasuk menjalankan puasa.

            Poin terakhir adalah otot, jika mengacu pada usia, semakin menua fungsi otot akan semakin melemah atau menurun. Beda halnya apabila kita aktif melatih otot agar fungsinya tetap baik. Ramadhan itu sendiri bukanlah sebuah penghalang untuk kita melakukan aktifitas, terlebih dalam konteks olahraga yang bertujuan untuk menjaga kesehatan tubuh. Meskipun tengah menjalani puasa, otot kita juga harus tetap digerakkan dengan memilih olahraga ringan yang tidak begitu mengeluarkan energi besar serta pemilihan waktu yang tepat. Seperti aktifitas fisik minimal 30 menit disore hari sembari menunggu waktu berbuka. Contohnya bisa berjalan kaki santai disekitaran rumah sambil bercengkrama dengan tetangga, jika dirasa kuat bisa melakukan olahraga fisik yoga dirumah, ataupun olahraga lain yang masih memungkinkan kuat untuk dilakukan.

Baca Juga: 5 Cara Hindari Kolesterol Meningkat Saat Lebaran

            Menghabiskan waktu dengan aktifitas fisik menjelang berbuka membuat kita merasa puasa yang sedang dijalani semakin cepat, tidak lama lagi akan berbuka. Puasa tetap lancar, tetap sehat dan tentunya ibadah tetap berjalan. Semuanya harus dimulai dari niat diri sendiri dan tepat dalam menentukan aktifitas apa yang akan dipilih selama menjalani puasa ramadhan.

Sinergitas H20 untuk membuat Puasa dibulan Ramadhan menjadi lancar dan sehat

            Maka dari itu, penerapan H20 atau HOO yang mensinergikan hati, otak dan otot ini dapat memberikan motivasi bagi seseorang yang ingin menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan tetap lancar dan mendapatkan pahala. Puasa yang sehat tidak hanya berpatokan pada pemilihan menu makanan saja atau menjaga energi dengan rebahan saja, melainkan bagaimana dengan kita tetap berpuasa namun tidak menghalangi beragam aktifitas serta kondisi hati dan fikiran tetap terkendali dengan baik. Marhaban ya ramadhan, semoga kita diberi kemudahan, kesehatan dan kelancaran dalam menjalani ibadah ini.

*) Ketua Stikes Banyuwangi dan Ketua Forum Banyuwangi Sehat

PENGUMUMAN KELULUSAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU GELOMBANG 2 TA 2023/2024 – STIKES BANYUWANGI

PENGUMUMAN KELULUSAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU GELOMBANG 2 TA 2023/2024

PENGUMUMAN
Nomor: 253/01/ STIKES BWI/V/2023

Berdasarkan pada:

  1. Keputusan Ketua STIKES Banyuwangi Nomor : 155/01/STIKES BWI/IX/2022 tanggal 23 September 2022 tentang Penetapan Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Banyuwangi Tahun Akademik 2023/2024.
  2. Keputusan Ketua STIKES Banyuwangi Nomor : 067/01/STIKES BWI/V/2023 tanggal 19 Mei 2023 tentang Peserta yang Dinyatakan Lulus Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Gelombang 2 STIKES Banyuwangi Tahun Akademik 2023/2024.

Dengan ini diumumkan peserta yang LULUS Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Gelombang 2 Tahun Akademik 2023/2024.

Peserta yang telah dinyatakan lulus seleksi dan diterima sebagai calon mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi dapat segera melakukan DAFTAR ULANG melalui transfer ke rekening BSI-Bank Syariah Indonesia No. Rek :7021385535 a.n STIKES Banyuwangi.

Banyuwangi, 19 Mei 2023
Ketua STIKES Banyuwangi

ttd.

DR. H. Soekardjo
NIK. 06.001.0906


PENGUMUMAN
KELULUSAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU GELOMBANG 2
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

NO ID NAMA PRODI KETERANGAN
1 20232005 PUTRI NOVIKA LISTIANI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
2 2023002009 GEGE FELDI SATRIA GUNAWAN S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
3 2023002011 AGUNG AYU PUTRI PRADNYANI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
4 2023002015 M LEOGATAN DAVIN A S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
5 2023002023 KURNIAWAN SANDI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
6 2023002024 DEVA BINTANG JUNIARTA S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
7 2023002032 NAILI MUSYARROFAH S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
8 2023002033 NIKEN APRILIA DITA ANGGRAINI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
9 2023002039 NATALIKA SIAN PUTRI DEWI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
10 2023002043 FAHRUR FAUZI WIBISONO S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
11 2023002045 LESTARI DEWI MASITA S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
12 2023002049 BAGAS PUTRA HIDAYATULLAH S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
13 2023002055 RIZKA CALISTA NURLINA S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
14 2023002056 NOVY RISMA AYU S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
15 2023002059 INTAN PERMATA SARI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
16 2023002067 QHESTI ARSITA DIVANI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
17 2023002068 DIANA AULIA PUTRI SABHARA S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
18 2023002071 FHIQRI ZULFADIANSYAH S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
19 2023002072 PUTRI WULANDARI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
20 2023002075 AZIDA RIZQI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
21 2023002077 I KOMANG AGUS ADI WIBAWA S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
22 2023002082 ERIK EKSTRADA S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
23 2023002088 PUTRI NING CHOIR S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
24 2023002089 NI LUH PUTU SARAS MAHARANI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
25 2023002095 UMMI RUSDIYANTI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
26 2023002097 NURFITA KUMALA SARI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
27 2023002100 I KADEK MAS ANGGA RAMA PUTRA S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
28 2023002109 ITA SHOBAHUL LAMA’AH S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
29 2023002111 PUTRI DIANITA UTAMI S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
30 2023002115 SERIN TASYA MUFLIHA S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
31 2023002020 RIZAL KURNIAWAN S1 – Ilmu Keperawatan LULUS
32 2023002017 LUH DIAN PUTRI WAHYUNI D3 – Keperawatan LULUS
33 2023002022 PUTRI RATNA DEWI ARNAYA D3 – Keperawatan LULUS
34 2023002091 NABILA FIKE HARDIANTI D3 – Keperawatan LULUS
35 2023002118 MOHAMMAD FARHAN SYARIF RAHMAN D3 – Keperawatan LULUS
36 2023002020 ANAFIRA KHOIRUNISA S1 – Kebidanan LULUS
37 2023002053 NAZIAH MUDMAINAH QUDSIA S1 – Kebidanan LULUS
38 2023002054 LAQUISHA PRADITA ASSYIFA S1 – Kebidanan LULUS
39 2023002090 SITI MAIMUNAH S1 – Kebidanan LULUS
40 2023002104 ALFINA ECA NURLAELY S1 – Kebidanan LULUS
41 2023002112 RIZKA AMANDA PUTRI S1 – Kebidanan LULUS
42 2023002113 NOVITA RIDA TRI HAPSARI S1 – Kebidanan LULUS
43 2023002117 PUTRI CRYSTAL VIOLIN S1 – Kebidanan LULUS
44 20232001 JIHAN ATSIL YONINDA S1 – Kebidanan LULUS
45 202302001 NIZHAM AULIYA AHMAD S1 – Kebidanan LULUS
46 2023002031 KARIN SABRINA S1 – Gizi LULUS
47 2023002036 YOLANDA PUTRI KANINDYAKA S1 – Gizi LULUS
48 2023002060 JESIKA MAYA KRISDIYANTI S1 – Gizi LULUS
49 2023002070 LIRA IKA SYAPUTRI S1 – Gizi LULUS
50 2023002098 AIDA LUFFIA AGUSTIN S1 – Gizi LULUS
51 202302002 ENKA NUR FIZA AQILLAH S1 – Gizi LULUS
52 202302006 QOTHRUN NADA AULIA HAFI S1 – Gizi LULUS
53 2023002008 RIDMA ARIYANI D4 – TLM LULUS
54 2023002040 DELLA AGUSTINA D4 – TLM LULUS
55 2023002083 EKA NOVI LESTARI D4 – TLM LULUS
56 2023002108 WAHYU NURLAILI HASANAH DUWITA PUTRI D4 – TLM LULUS
57 2023002042 NAURAH SALMA FEBRIANI D3 – Farmasi LULUS
58 2023002044 TIO FIKRI HAIKAL D3 – Farmasi LULUS
59 2023002046 AMANDA AYU MILA SARI D3 – Farmasi LULUS
60 2023002050 ILUH DWI ASTUTIK D3 – Farmasi LULUS
61 2023002061 RINDU ANANDA APRILIA D3 – Farmasi LULUS
62 2023002085 FARHAN GYMNASTIAR D3 – Farmasi LULUS
63 2023002094 I PUTU CHASKA SATRIA WIBAWA D3 – Farmasi LULUS
64 2023002105 FILA PUTRI NAMIRA D3 – Farmasi LULUS
65 2023002106 NI PUTU HAPPY ANA KRISTINA DEWI D3 – Farmasi LULUS
66 20232003 YOGI DWI SUNANDAR D3 – Farmasi LULUS
67 20232006 FITRIATUL ATIKA D3 – Farmasi LULUS
68 202302005 KAYLA ATHAYA TIFANI D3 – Farmasi LULUS

Informasi selengkapnya mengenai pengumuman kelulusan, dapat ditanyakan melalui admin pendaftaran di Whatsapp 08113785556